This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 2.0 Generic License.
Dahlan Iskan (lahir tanggal 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur), adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya.
Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah T...empo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.
Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Dahlan memiliki pandangan bahwa yang demikian itu sangat berbahaya. Berbahaya bagi generasi penerus, juga berbahaya bagi kejiwaan orang itu sendiri. “Saya percaya setiap generasi memiliki zamannya sendiri. Dan setiap zaman memiliki generasinya sendiri,” tulis Dahlan dalam pengantar bukunya.
Menurut Dahlan, yang diperlukan generasi baru adalah bukan warisan kisah-kisah sukses masa lalu. Melainkan kepercayaan untuk menerima tanggung jawab. Dan itu hanya terjadi apabila ada kerelaan dari generasi lama untuk secara bertahap menyerahkan tugas dan tanggung jawabnya kepada generasi baru. Sebuah penyerahan yang ikhlas. Bukan penyerahan dengan niat menghibur, mencoba, kasihan, apalagi menjebak.
“Saya percaya bahwa sebuah tanggung jawab akan muncul dengan sendirinya manakala kepadanya diberikan sebuah kepercayaan,” kata Dahlan. Mungkin, memang ada risikonya, misalnya, salah langkah. Tapi itulah harga yang harus dibayar. Itulah biaya “sekolah” di dunia yang sebenarnya.
“Saya selalu mengatakan, memangnya saya dulu tidak pernah salah. Saya pun telah membuat begitu banyak kesalahan. Di masa lalu, dan mungkin masih juga akan terjadi di masa yang akan datang,” ucap Dahlan memberikan testimoni saat Jawa Pos berulang tahun ke-60.
“Saya selalu mengatakan, memangnya saya dulu tidak pernah salah. Saya pun telah membuat begitu banyak kesalahan. Di masa lalu, dan mungkin masih juga akan terjadi di masa yang akan datang,” ucap Dahlan memberikan testimoni saat Jawa Pos berulang tahun ke-60.
No comments:
Post a Comment